Desain Kurikulum Berorientasi Pada Siswa



Kurikulum ini memiliki asumsi bahwa pendidikan diselenggarakan untuk membantu anak didik. Kurikulum yang berorientasi pada siswa menekankan kepada siswa sebagai sumber isi kurikulum. Dalam mendesain kurikulum yang berorientasi pada siswa, Alice Crow (Crow & Crow, 1955) menyarankan hal-hal sebagai berikut:
  1. kurikulum harus disesuaikan dengan perkembangan anak;
  2. isi kurikulum harus mencakup keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dianggap berguna untuk masa sekarang dan masa yang akan datang;
  3.  anak hendaknya ditempatkan sebagai subjek belajar yang berusaha untuk belajar sendiri, artinya siswa didorong untuk melakukan berbagai aktivitas belajar, bukan sekedar menerima informasi guru;
  4. diusahakan apa yang dipelajari siswa sesuai dengan minat, bakat dan tingkat perkembangan anak. Artinya apa yang seharusnya dipelajari bukan ditentukan dan dipandang baik dari sudut guru atau orang lain tetapi ditentukan dari sudut anak itu sendiri.
Desain kurikulum yang berorientasi pada siswa dapat di lihat minimal dua Perspektif desain yaitu :
  1. Perfektif kehidupan anak di masyarakat (the child-in-society- perspective) Fancis parker, seorang tokoh yang menganjurkan siswa sebagai sumber kurikulum percaya bahwa hakekat belajar bagi siswa adalah apabila siswa belajar secara real dari kehidupan bermasyarakat. Kurikulum berorientaasi pada anak dalam perspektif kehidupan dimasyarakat, mengharapakan materi kurikulum yang dipelajari disekolah serta pengalaman belajar didesain sesuai dengan kebutuhan anak sebagai persiapan anak  agar mereka hidup di masyarakat. Anak di tuntut bukan mempelajari berbagai macam teori yang bersifat abstrak akan tetapi teori atau berbagai konsep yang dihubungkan dengan kehidupan nyata. Dengan demikian apa yang di pelajari disekolah relavan pada kenyataan di masyarakat.

  1. Perfektif Psikologi (the psychological curiculum perspective)
    Dalam perspektif psikologis desain kurikulum yang berorientasi pada siswa sering diartikan juga sebagai kurikulum yang bersifat humanistik, yang muncul sebagai reaksi terhadap proses pendidikan yang hanya mengutamakan segi intelektual. Kurikulum humanistik menekankan kepada adanya hubungan emosional yang baik antara guru dan siswa . ada tiga yang harus dilakukan guru dalam mengimplementasikan kurikulum ini. Pertama, dengarkan secara menyeluruh berbagai ungkapan siswa.Kedua, bersikaplah respek terhadap siswa. Ketiga, bersikaplah wajar dan alamiah jangan mengada- mengada dan penuh berpura-pura.

No comments:

Post a Comment