Peran Orang Tua Dalam Menumbuhkan Kreatifitas Bermusik Pada Anak Untuk Meningkatkan Kognitif Dan Kecerdasan Emosi Anak


BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Bermusik bukanlah sekedar hiburan untuk memancing anak menjadi semangat dalam belajar, seperti yang didengungkan sebagian guru selama ini. Ketika anak merasa bosan dengan salah satu mata pelajaran, maka dinyanyikanlah sebuah lagu. Bermusik pada hakekatnya memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk manusia seutuhnya. Melalui pembelajaran yang terarah bermusik dapat dijadikan sebagai alat media guna membantu mencerdaskan kehidupan, mengembangkan manusia yang berbudaya yang memiliki keseimbangan otak kanan dan kirinya (keseimbangan akal, pikiran, dan kalbunya), dan memiliki kepribadian yang matang.
Kemampuan yang dimiliki, nantinya akan berguna ketika mengambil keputusan dalam hal penentuan sasaran belajar, materi, alat dan media, sumber bacaan, serta evaluasi pembelajaran baik dalam tatanan perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran.
Dalam usaha untuk menumbuhkan kreatifitas bermusik itu sendiri, sebagai tombak awal peran orang tua sangatlah besar. Orang tua adalah faktor pendidik pertama yang menjadi awal atau tumpuan bagi sang anak sehingga orang tau harus mampu menggali kemampuan anaknya terlebih lagi mampu menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan kreatifitas bermusik anak. Karena secara langsung maupun tidak langsung musik dapat berpengaruh kepada perkembangan kognitif maupun kecerdasan anak.

B.     Rumusan Masalah
             Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah pada makalah ini antara lain :
1.      Bagamanakah pentingnya musik?
2.      Bagaimanakah hubungan musik dengan kondisi kognitif?
3.      Bagaimanakah hubungan musik dengan kecerdasan?
4.      Bagaimanakah peran musik dalam perkembangan anak?
5.      Bagaimanakah peran orang tua dalam menumbuhkembangkan kreatifias bermusik?




BAB 2
PE
MBAHASAN
1)      Pentingnya Bermusik
                 Bermusik mempunyai beberapa sifat, contohnya adalah multilingual dan multidimensional. Multilingual bermakna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya.  Multidimensional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi, dan  kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika. Sifat multikultural mengandung makna bermusik menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya Nusantara dan Mancanegara.  Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam masyarakat dan budaya yang majemuk.
                 Bermusik merupakan salah satu pendidikan tidak langsung yang memberikan kemampuan mengekspresikan dan mengapresiasikan seni secara kreatif untuk pengembangan kepribadian anak dan memberikan sikap-sikap atau emosional yang seimbang. Bermusik membentuk disiplin, toleran, sosialisasi, sikap demokrasi yang meliputi kepekaan terhadap lingkungan. Dengan kata lain bermusik merupakan mata pelajaran yang memegang peranan penting untuk membantu pengembangan individu anak yang nantinya akan berdampak pada pertumbuhan akal, fikiran, sosialisasi, dan emosional.
                 Menurut Jamalus (1991:1) Suatu karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik, yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur  musik, yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk atau struktur lagu, dan ekspresi sebagai satu kesatuan. Lagu atau komposisi musik baru itu merupakan hasil karya seni jika diperdengarkan dengan menggunakan suara (nyanyian) atau dengan alat-alat musik.
      Fungsi Musik
                 Rien (1999:1) mengemukakan tentang pendapat para pakar pendidikan yang menyatakan bahwa bermusik mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan seorang anak. Anak yang berpartisipasi dalam kegiatan bermusik, selain dapat mengembangkan kreativitas, musik juga dapat membantu perkembangan individu, mengembangkan sensitivitas, membangun rasa keindahan, mengungkapkan ekspresi, memberikan tantangan, melatih disiplin dan mengenalkan anak pada sejarah budaya bangsa mereka.
                 Bermusik juga berfungsi untuk meningkatkan konsentrasi, keseriusan, kepekaan terhadap lingkungan. Untuk menyanyikan atau memainkan musik yang indah, diperlukan konsentrasi penuh, keseriusan, dan kepekaan rasa mereka terhadap tema lagu atau musik yang dimainkan. Sehingga pesan yang terdapat pada lagu atau musik bisa tersampaikan dan diterima oleh pendengar.
                 Berdasarkan beberapa pandangan tentang fungsi bermusik bagi anak yang sejalan dengan pendekatan “Belajar dengan Seni, Belajar Melalui Seni, dan Belajar tentang Seni”, berikut ini dikemukakan secara urut fungsi bermusik sebagai sarana atau media ekspresi, komunikasi, bermain, pengembangan bakat, dan kreativitas.
a)      Bermusik sebagai sarana/media ekspresi
Ekspresi merupakan ungkapan atau pernyataan seseorang. Perasaan dapat berupa sedih, gembira, risau, marah, menyeramkan atau sesuai dengan masalah yang dihadapi. Fungsi ini memungkinkan untuk mengeksplorasi ekpresi anak dalam memunculkan karya-karya baru.
b)      Bermusik sebagai media komunikasi
Ekspresi yang dieksplorasikan akan dikomunikasikan kepada orang lain. Artinya karya-karya bermusik yang dialami anak dikomunikasikan sehingga pesan yang terdapat dalam karya tersebut bisa tersampaikan pada orang lain.
c)      Bermusik sebagai sarana bermain
Bermain merupakan dunia anak-anak. Anak-anak memerlukan kegiatan yang bersifat rekreatif yang menyenangkan bagi pertumbuhan jiwanya. Bermain sekaligus memberikan kegiatan penyeimbang dan penyelaras atas perkembangan individu anak secara pisik dan psikis.
d)     Bermusik sebagai media pengembangan bakat.
Setiap anak memiliki potensi di bidang bermusik yang luar biasa. Bermusik di tekankan untuk memberikan pemupukan yang terus menerus sehingga diperlukan upaya efektif untuk menumbuhkan bakat anak.
e)      Bermusik sebagai media kreativitas
Kreatif merupakan sifat yang dilekatkan pada diri manusia yang dikaitkan  dengan kemampuan atau daya untuk menciptakan. Sifat kreatifitas ini senantiasa diperlukan untuk mengiringi tingkah laku manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya.
2)      Musik Dan Kognitif
            Kognitif merupakan semua proses dan produk pikiran untuk mencapai pengetahuan yang berupa aktivitas mental seperti mengingat, mensimbolkan, mengkategorikan, memecahkan masalah, menciptakan dan berfantasi.
            Mengacu pada perkembangan kognitif dari Piaget (1969) dalam teori belajar yang didasari oleh perkembangan motorik, maka salah satu yang penting yang perlu distimulasi adalah keterampilan bergerak. Melalui keterampilan motorik anak mengenal dunianya secara konkrit. Dengan bergerak ini juga meningkatkan kepekaan sensori, dan dengan kepekaan sensori ini juga meningkatkan perkiraan yang tepat terhadap ruang (spatial), arah dan waktu. Perkembangan dari struktur ini merupakan dasar dari berfungsinya efisiensi pada area lain. Kesadaran anak akan tempo dapat bertambah melalui aktivitas bergerak dan bermain yang menekankan sinkronis, ritme dan urutan dari pergerakan. Kemampuan-kemampuan visual, auditif dan sentuhan juga diperkuat melalui aktivitas gerak.
            Menurut Gallahue, (1998), kemampuan-kemampuan seperti ini makin dioptimalkan melalui stimulasi dengan memperdengarkan musik klasik. Rithme, melodi, dan harmoni dari musik klasik dapat merupakan stimulasi untuk meningkatkan kemampuan belajar anak. Melalui musik klasik anak mudah menangkap hubungan antara waktu, jarak dan urutan (rangkaian) yang merupakan keterampilan yang dibutuhkan untuk kecakapan dalam logika berpikir, matematika dan penyelesaian masalah.
            Hasil penelitian Herry Chunagi (1996) Siegel (1999), yang didasarkan atas teori neuron (sel kondiktor pada sistem saraf), menjelaskan bahwa neuron akan menjadi sirkuit jika ada rangsangan musik, rangsangan yang berupa gerakan, elusan, suara mengakibatkan neuron yang terpisah bertautan dan mengintegrasikan diri dalam sirkuit otak. Semakin banyak rangsangan musik diberikan akan semakin kompleks jalinan antarneuron itu. Itulah sebenarnya dasar adanya kemampuan matematika, logika, bahasa, musik, dan emosi pada anak.
            Selain itu juga, menurut Gordon Shaw (1996), kecakapan dalam bidang yakni matematika, logika, bahasa, musik dan emosi bisa dilatih sejak kanak-kanak melalui musik. Dengan melakukan penelitian membagi 2 kelompok yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen melalui pendidikan musik sehingga sirkuit pengatur kemampuan matematika menguat.

            Musik berhasil merangsang pola pikir dan menjadi jembatan bagi pemikiran-pemikiran yang lebih kompleks. Didukung pula oleh Martin Gardiner (1996) dalam Goleman (1995) dari hasil penelitiannya mengatakan seni dan musik dapat membuat para siswa lebih pintar, musik dapat membantu otak berfokus pada hal lain yang dipelajari. Jadi, ada hubungan logis antara musik dan matematika, karena keduanya menyangkut skala yang naik turun, yaitu ketukan dalam musik dan angka dalam matematika.
            Daryono Sutoyo, Guru Besar Biologi UNS Solo, melakukan penelitian (1981) tentang kontribusi musik yaitu menstimulasi otak, mengatakan bahwa pendidikan kesenian penting diajarkan mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) agar peserta didik sejak dini memperoleh stimulasi yang seimbang antara belahan otak kiri dan belahan otak kanannya. Bila mereka mampu menggunakan fungsi kedua belahan otaknya secara seimbang, maka apabila mereka dewasa akan menjadi manusia yang berpikir logis dan intutif, sekaligus cerdas, kreatif, jujur, dan tajam perasaannya.
            Implementasi dari penelitian tersebut, pendidikan kesenian sewaktu di SD mempengaruhi keberhasilan studi pada pendidikan berikutnya yaitu di SMP, dan begitu juga dengan pendidikan kesenian di SMP kan mempengaruhi keberhasilan studi pada masa di SMA. Dan kesenian di SMA, mau tidak mau menjadii factor penentu dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia yang baik.

3)      Musik Dan Kecerdasan Emosi
            Menurut Sternberg dan Salovery (1997), kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali emosi diri, yang merupakan kemampuan seseorang dalam mengenali perasaannya sendiri sewaktu perasaan atau emosi itu muncul, dan ia mampu mengenali emosinya sendiri apabila ia memiliki kepekaan yang tinggi atas perasaan mereka yang sesungguhnya dan kemudian mengambil keputusan-keputusan secara mantap.
            Kemampuan mengelola emosi merupakan kemampuan seseorang untuk mengendalikan perasaannya sendiri sehingga tidak meledak dan akhirnya dapat mempengaruhi perilakunya secara wajar. Misalnya seseorang yang sedang marah maka kemarahan itu tetap dapat dikendalikan secara baik tanpa harus menimbulkan akibat yang akhirnya disesali di kemudian hari.

            Kepekaan akan rasa indah timbul melalui pengalaman yang dapat diperoleh dari menghayati musik. Kepekaan adalah unsur yang penting guna mengerahkan kepribadian dan meningkatkan kualitas hidup. Seseorang memiliki kepekaan yang tinggi atas perasaan mereka maka ia akan dapat mengambil keputusan-keputusan secara mantap dan membentuk kepribadian yang tangguh.
                 Kemampuan motivasi adalah kemampuan untuk memberikan semangat kepada diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat. Dalam hal ini terkandung adanya unsur harapan dan optimisme yang tinggi, sehingga memiliki kekuatan semangat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, misalnya dalam hal belajar. Seperti apa yang kita cita-citakan dapat diraih dan mengisyaratkan adanya suatu perjalanan yang harus ditempuh dari suatu posisi di mana kita berada ke titik pencapaian kita dalam kurun waktu tertentu.
            Kemampuan membina hubungan bersosialisasi sama artinya dengan kemampuan mengelola emosi orang lain. Evelyn Pitcer dalam Kartini (1982) mengatakan musik membantu remaja untuk mengerti orang lain dan memberikan kesempatan dalam pergaulan sosial dan perkembangan terhadap emosional mereka.
            Remaja, merupakan pribadi sosial yang memerlukan relasi dan komunikasi dengan orang lain untuk memanusiakan dirinya. Remaja ingin dicintai, ingin diakui, dan dihargai. Berkeinginan pula untuk dihitung dan mendapatkan tempat dalam kelompoknya. Jelas bahwa individualitas dan sosialitas merupakan unsur-unsur yang komplementer, saling mengisi dan melengkapi dalam eksistensi remaja.
            Kecerdasan emosional perlu dikembangkan karena hal inilah yang mendasari keterampilan seseorang di tengah masyarakat kelak, sehingga akan membuat seluruh potensi anak dapat berkembang secara lebih optimal.
            Idealnya seseorang dapat menguasai keterampilan kognitif sekaligus keterampilan sosial emosional. Daniel Goleman (1995) melalui bukunya yang terkenal “Emotional Intelligences (EQ)”, memberikan gambaran spectrum kecerdasan, dengan demikian anak akan cakap dalam bidang masing-masing namun juga menjadi amat ahli. Sebagaimana dikatakan oleh para ahli, perkembangan kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh rangsangan musik seperti yang dikatakan Gordon Shaw (1996).
            Menurut Siegel (1999) ahli perkembangan otak, mengatakan bahwa musik dapat berperan dalam proses pematangan hemisfer kanan otak, walaupun dapat berpengaruh ke hemisfer sebelah kiri, oleh karena adanya cross-over dari kanan ke kiri dan sebaliknya yang sangat kompleks dari jaras-jaras neuronal di otak. Efek atau suasana perasaan dan emosi baik persepsi, ekspresi, maupun kesadaran pengalaman emosional, secara predominan diperantarai oleh hemisfer otak kanan. Artinya, hemisfer ini memainkan peran besar dalam proses perkembangan emosi, yang sangat penting bagi perkembangan sifat-sifat manusia yang manusiawi.
            Kehalusan dan kepekaan seseorang untuk dapat ikut merasakan perasaan orang lain, menghayati pengalaman kehidupan dengan “perasaan”, adalah fungsi otak kanan, sedang kemampuan mengerti perasaan orang lain, mengerti pengalaman dengan rasio adalah fungsi otak kiri. Kemampuan seseorang untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan manusiawi dengan orang lain merupakan percampuran (blending antara otak kanan dan kiri itu).
            Proses mendengar musik merupakan salah satu bentuk komunikasi afektif dan memberikan pengalaman emosional. Emosi yang merupakan suatu pengalaman subjektif yang inherent terdapat pada setiap manusia. Untuk dapat merasakan dan menghayati serta mengevaluasi makna dari interaksi dengan lingkungan, ternyata dapat dirangsang dan dioptimalkan perkembangannya melalui musik sejak masa dini.
            Campbell 2001 dalam bukunya efek Mozart mengatakan musik romantik (Schubert, Schuman, Chopin, dan Tchaikovsky) dapat digunakan untuk meningkatkan kasih sayang dan simpati. Musik digambarkan sebagai salah satu “bentuk murni” ekspresi emosi. Musik mengandung berbagai contour, spacing, variasi intensitas dan modulasi bunyi yang luas, sesuai dengan komponen-komponen emosi manusia.

4)      Musik Dan Perkembangan Anak
                 Penelitian membuktikan bahwa musik, terutama musik klasik sangat mempengaruhi perkembangan IQ (Intelegent Quotien) dan EQ (Emotional Quotien). Seorang anak yang sejak kecil terbiasa mendengarkan musik akan lebih berkembang kecerdasan emosional dan intelegensinya dibandingkan dengan anak yang jarang mendengarkan musik. Yang dimaksud musik di sini adalah musik yang memiliki irama teratur dan nada-nada yang teratur, bukan nada-nada miring. Tingkat kedisiplinan anak yang sering mendengarkan musik juga lebih baik dibanding dengan anak yang jarang mendengarkan musik.
                 Banyak faktor penting yang turut mempengaruhi perkembangan anak. Faktor paling utama yang menunjang perkembangan anak adalah pola asuh orangtua. Namun, ada faktor luar yang turut membantu perkembangan anak. Salah satunya adalah musik. Beberapa penelitian pun turut menguatkan asumsi ini. Pengenalan serta pembelajaran musik mampu memberikan efek positif dalam perkembangan otak anak. Selain mendengarkan musik, para orangtua bisa memasukkan anak ke tempat-tempat kursus musik. Pengenalan musik sejak dini akan berperan baik dalam pembentukan kecerdasan anak.
                 Berapakah usia ideal untuk mengenalkan anak pada musik? Usia 3 hingga 6 tahun merupakan waktu terbaik untuk mengenalkan musik pada anak. Mengapa demikian? Karena pada saat bersamaan, kemampuan mendengar anak tengah berkembang. Jika pengenalan musik diberikan sebelum usia 8 tahun, hal itu dapat meningkatkan kecerdasan otak anak.
                 Anda bisa memulai langkah awal pengenalan musik pada anak sesaat sebelum tidur. Misalnya, meninabobokan anak seraya mendengarkan musik dengan aliran musik instrumental yang mampu memberikan relaksasi pada anak. Musik itu pun dapat dijadikan dongeng-dongeng sebelum tidur. Dengan iringan musik, Anda pun dapat meminta si kecil untuk memperagakan cerita yang dibawakan sebagai cara untuk melatih sistem motoriknya. Biasanya, anak akan lebih senang memperagakan sesuatu yang diiringi musik. Cara ini pun bisa dilakukan untuk melatih keaktifan anak. Selain mendengarkan musik Mp3, Anda bisa memasukkan si kecil ke tempat kursus musik untuk mengenalkan bagaimana instrumen tersebut diciptakan lewat alat musik. Selain pengenalan terhadap penciptaan instrumen, kursus musik mampu membantu perkembangan otak serta mengontrol emosi anak. Dengan menguasai sebuah alat musik, empati serta musikalitas anak akan tumbuh. Pertumbuhan musikalitas tersebut dirangsang oleh lagu serta beberapa gerakan yang merangsang koordinasi otak anak. Alat musik yang dianjurkan bagi usia dini adalah organ dan piano. Suara yang dihasilkan kedua alat musik tersebut mampu merangsang kreativitas.
Berikut ini merupakan beberapa manfaat mendengarkan musik :
o   Membantu perkembangan mental anak
o   Menambah keterampilan berbahasa
o   Meningkatkan kondisi fisik anak
o   Meningkatkan kemampuan matematis dan sosial
o   Melatih daya ingat anak
o   Menciptakan kreativitas anak
                 Di era yang serba canggih ini, kita sudah selayaknya memiliki koleksi musik yang bisa diputar. Musik memang menjadi salah yang cukup berperan dalam kehidupan. Fungsi utama musik tentu saja sebagai media yang mampu memberikan relaksasi serta pengobat berbagai suasana hati. Beberapa aliran musik memang sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Akan tetapi, musik memiliki peran yang tidak kalah penting bagi buah hati Anda. Tepat sekali. Musik bisa menjadi media untuk melatih kecerdasan anak. Bahkan, sejak dalam kandungan, janin disarankan untuk diperdengarkan musik.

5)      Musik Dan Peran Orang Tua
                 Keluarga merupakan tempat pertama dan yang paling utama bagi tumbuh kembang anak. Dari sejak dalam kandungan, peranan orang tua dalam mendidik anak sangat menentukan. Melalui orang tua pula seorang anak, dari sejak lahir akan belajar dan menyerap berbagai pengalaman hidup. Sehubungan dengan aktifitas bermusik yang dapat mengembangkan kreatifitas anak, peran orang tua sangat penting. Karena orang tua adalah tempat pendidikan pertama bagi anak. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua dalam menumbuhkan aktifitas bermusik pada anak :
Ø  Mengenalkan anak pada musik
Ø  Memilah-milah jenis musik yang sesuai dengan usia anak
Ø  Mengenalkan pada anak tetntang alat musik sederhana
Ø  Menemani anak dalam aktifitas bermusik
Ø  Memfasilitasi kebutuhan anak
Ø  Berusaha mengeluarkan ekspresi anak dalam bermusik
                 Dalam mengarkan aktifitas bermusik pada anak, orang tua harus memperhatikan beberapa prinsip khusus bermusik yang memiliki karakteristik lebih spesifik. Menurut Ansor (2001:10), prinsip pengajaran bermusik ada beberapa yaitu :
Ø  Menciptakan anak supaya antusias
Orang tua harus dapat menciptakan suasana yang menyenangkan di dalam kelas agar anak lebih antusias dalam mengikuti aktifitas bermusik karena suasana antusias merupakan awal munculnya keinginan anak untuk belajar.
Ø  Mendahulukan praktik daripada teori
Dalam bermusik, pembelajaran praktik akan lebih mudah dipahami anak karena secara tidak langsung anak mengalaminya sendiri melalui kegiatan praktik.
Ø  Keadaan anak
Dalam mengajari aktifitas bermusik harus disesuaikan dengan kondisi da kebutuhan anak.
Ø  Kelanjutan materi berdasarkan kompetensi anak
Ketika akan memberikan materi selanjutnya, orang tua harus dapat mengetahui sejauh mana anak telah menguasai materi sebelumnya, sehingga materi yang akan disampaikan selanjutnya dapat berkesinambungan.



BAB 3
PE
NUTUP
Kesimpulan
Melalui pembelajaran yang terarah bermusik dapat dijadikan sebagai alat media guna membantu mencerdaskan kehidupan, mengembangkan manusia yang berbudaya yang memiliki keseimbangan otak kanan dan kirinya (keseimbangan akal, pikiran, dan kalbunya), dan memiliki kepribadian yang matang.
Bermusik merupakan salah satu pendidikan tidak langsung yang memberikan kemampuan mengekspresikan dan mengapresiasikan seni secara kreatif untuk pengembangan kepribadian anak dan memberikan sikap-sikap atau emosional yang seimbang. Bermusik membentuk disiplin, toleran, sosialisasi, sikap demokrasi yang meliputi kepekaan terhadap lingkungan. Dengan kata lain bermusik merupakan mata pelajaran yang memegang peranan penting untuk membantu pengembangan individu anak yang nantinya akan berdampak pada pertumbuhan akal, fikiran, sosialisasi, dan emosional.

Saran
            Berdasarkan pembahasan tetntang pentingnya bermusik, maka saran yang ingin saya sampaikan adalah:
a.       Musik perlu ditumbuhkn sejak usia dini
b.      Jangan hanya meumbuhkan saja melainkan kita juga harus berusaha untuk mengembangkannya.
c.       Pilih-pilihlah musik yang sesuai denga usia perkembangan anak.

 


DAFTAR PUSTAKA
Atan Hamdju, dan Armilah Windawati. 1986. Pengetahuan Seni Musik untuk SMA, SPG dan Sederajat Jilid I. Jakarta: Mutiara Sumber Widya
AT. Mahmud. 1996. Musik Di Sekolah Kami. Jakarta: Depdikbud
Jamalus. 1991. Pendidikan Seni Musik. Jakarta: Depdikbud
Oemar Hamalik. 2006. Pendidikan Guru; Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara
Riawinarta. 2007. Seni Musik; Perlu Pembelajaran Produktif, Bukan Reprodukti
Rien Safrina. 1999. Pendidikan Seni Musik. Jakarta: Debdikbud
Syafii. 2002. Kertakes. Jakarta: Universitas Terbuka

No comments:

Post a Comment