GUW0GUzoGSOpGSr0TUz9GfY0Gi==

Headline:

Kompetensi Kepribadian Guru sebagai Pilar Pendidikan Berkualitas

Kompetensi kepribadian merupakan salah satu dari empat kompetensi utama yang wajib dimiliki oleh seorang guru, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Kompetensi ini mencakup kemampuan seorang guru untuk memiliki kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa. Guru yang kompeten secara kepribadian diharapkan mampu menjadi teladan bagi peserta didik dan komunitas pendidikan secara keseluruhan.

Kepribadian seorang guru tidak hanya mencerminkan nilai moral, tetapi juga menjadi dasar dalam membangun hubungan yang sehat dengan peserta didik. Menurut Ki Hajar Dewantara, "Guru adalah pemimpin sejati yang harus mengedepankan laku, tutur kata, dan tindakannya sebagai panutan." Hal ini menunjukkan bahwa setiap tindakan guru harus selaras dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi.

Komponen Utama Kompetensi Kepribadian

Terdapat tiga aspek utama dalam kompetensi kepribadian guru yang ditampilkan pada gambar:

  1. Kemampuan Kepribadian: Guru harus mampu menunjukkan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa.
  2. Refleksi Tanggung Jawab: Kemampuan ini memungkinkan guru untuk menjalankan tugas sesuai kode etik profesi yang berorientasi pada peserta didik.
  3. Indikator Kompetensi Kepribadian: Ditunjukkan melalui kematangan moral, emosi, dan spiritual; kemampuan refleksi; serta orientasi pada peserta didik.

Indikator dan Implementasi Kompetensi Kepribadian

1. Kematangan Moral, Emosi, dan Spiritual
Guru harus memiliki kematangan emosi yang tercermin dalam sikap sabar, bijak, dan tidak mudah marah dalam menghadapi berbagai situasi. Moralitas juga penting untuk memastikan guru menjadi teladan yang baik. Dalam jurnal Educational Leadership, Goleman (1995) menekankan pentingnya kecerdasan emosional dalam profesi pengajaran, di mana guru harus mampu memahami emosi diri dan orang lain.

2. Kebiasaan Refleksi
Refleksi adalah salah satu cara utama bagi guru untuk terus memperbaiki dirinya. Menurut Schön (1983), refleksi dalam tindakan (reflection-in-action) membantu seorang profesional untuk belajar dari pengalaman dan memperbaiki praktiknya secara langsung.

3. Orientasi pada Peserta Didik
Seorang guru yang berorientasi pada peserta didik akan menempatkan kebutuhan dan perkembangan peserta didik sebagai prioritas utama. Ini mencakup pemberian umpan balik yang konstruktif dan penyampaian pelajaran dengan cara yang relevan dan menarik.

Tantangan dalam Pengembangan Kompetensi Kepribadian

Meskipun penting, pengembangan kompetensi kepribadian sering kali menghadapi kendala. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya pelatihan khusus yang berfokus pada pengembangan aspek moral dan spiritual. Selain itu, tekanan administratif dan beban kerja sering kali mengurangi waktu guru untuk refleksi diri.

Pendekatan untuk Mengatasi Tantangan

Untuk menghadapi tantangan tersebut, beberapa pendekatan dapat diterapkan, antara lain:

  1. Pelatihan Berbasis Moral dan Etika
    Program pelatihan harus mencakup sesi khusus untuk meningkatkan nilai moral dan spiritual guru.

  2. Penggunaan Alat Refleksi Digital
    Aplikasi dan platform digital dapat membantu guru mencatat pengalaman mereka dan menganalisis tindakan yang perlu diperbaiki.

  3. Pendampingan dan Mentoring
    Guru yang lebih berpengalaman dapat membantu rekan sejawat untuk mengembangkan kepribadian yang lebih matang.

Peran Kepala Sekolah dan Komunitas Pendidikan

Kepala sekolah dan komunitas pendidikan memainkan peran penting dalam mendukung pengembangan kompetensi kepribadian guru. Dengan menciptakan budaya sekolah yang inklusif dan mendukung, para pemimpin pendidikan dapat mendorong guru untuk terus berkembang.

Tabel Kompetensi Kepribadian Guru

Aspek Kompetensi Deskripsi Contoh Implementasi
Kematangan Moral Mencerminkan perilaku yang sesuai norma moral dan nilai etika. Guru memberikan contoh perilaku jujur dalam menyelesaikan tugas administrasi.
Kematangan Emosi Mengelola emosi dengan baik, terutama dalam situasi sulit. Guru tetap tenang saat menghadapi siswa yang sulit diatur.
Kematangan Spiritual Menunjukkan kedalaman spiritual yang memengaruhi keputusan moral. Guru memulai hari dengan doa bersama sebelum pelajaran dimulai.
Refleksi Menganalisis tindakan masa lalu untuk meningkatkan kinerja. Guru menulis jurnal harian tentang interaksi dengan siswa.
Orientasi pada Peserta Didik Mengutamakan kebutuhan dan kepentingan siswa dalam pembelajaran. Guru memberikan perhatian khusus pada siswa yang membutuhkan bimbingan tambahan.

Kesimpulan

Kompetensi kepribadian adalah aspek mendasar yang mendukung efektivitas seorang guru. Dengan memiliki kepribadian yang matang dan berorientasi pada siswa, guru tidak hanya meningkatkan kualitas pembelajaran tetapi juga membangun generasi yang lebih baik. Melalui upaya refleksi, pelatihan, dan dukungan komunitas, kompetensi ini dapat terus ditingkatkan.

Daftar Pustaka

  1. Goleman, D. (1995). Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ. Bantam Books.
  2. Schön, D. A. (1983). The Reflective Practitioner: How Professionals Think in Action. Basic Books.
  3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
  4. Ki Hajar Dewantara. Pemikiran dan Gagasan Pendidikan Indonesia.
Table of contents

0Comments

Special Ads6
Form
Link copied successfully