Apa Itu Kurikulum Merdeka? Panduan Lengkap dan Penerapannya di Sekolah
Pendahuluan
Kurikulum Merdeka merupakan inisiatif pendidikan terbaru di Indonesia yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Tujuan utama dari Kurikulum Merdeka adalah memberikan kebebasan kepada sekolah, guru, dan siswa untuk mengatur proses pembelajaran yang lebih fleksibel dan berpusat pada kebutuhan siswa. Kurikulum ini dirancang untuk mengatasi tantangan dalam pendidikan modern dengan meningkatkan relevansi materi pelajaran dan mengembangkan keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, kolaborasi, kreativitas, dan literasi digital (Kemendikbudristek, 2022).
Konsep dan Ciri Utama Kurikulum Merdeka
Salah satu ciri utama Kurikulum Merdeka adalah kebebasan bagi sekolah dan guru dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Kurikulum ini mengadopsi pendekatan student-centered atau pembelajaran yang berpusat pada siswa, di mana siswa diberikan kesempatan lebih besar untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar dan mengembangkan potensi diri mereka. Selain itu, Kurikulum Merdeka memperkenalkan Profil Pelajar Pancasila sebagai acuan karakter yang diharapkan berkembang pada siswa, mencakup nilai-nilai seperti beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinnekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif (Kemendikbudristek, 2022). Dalam jurnal Educational Researcher, disebutkan bahwa kurikulum berbasis kompetensi, seperti Kurikulum Merdeka, dapat lebih efektif dalam mempersiapkan siswa menghadapi tantangan global dibandingkan kurikulum tradisional (Gagnon & Mattingly, 2018).
Penerapan Kurikulum Merdeka di Sekolah
Penerapan Kurikulum Merdeka di sekolah dilakukan secara bertahap, dimulai dari sekolah-sekolah penggerak dan diikuti oleh sekolah lainnya. Guru diberikan fleksibilitas dalam menentukan materi, metode pembelajaran, dan sistem asesmen yang tepat bagi siswa mereka. Pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning), pembelajaran berdiferensiasi, serta asesmen formatif adalah beberapa pendekatan yang dianjurkan dalam Kurikulum Merdeka untuk mengakomodasi kebutuhan beragam siswa. Studi yang diterbitkan di Journal of Curriculum Studies menyebutkan bahwa pendekatan project-based learning dalam kurikulum fleksibel dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan membantu mereka memahami konsep dengan lebih mendalam (Thomas, 2000).
Dengan fleksibilitas yang ditawarkan oleh Kurikulum Merdeka, diharapkan siswa dapat belajar sesuai kemampuan dan minat mereka masing-masing, sehingga kualitas pendidikan di Indonesia semakin meningkat.
Referensi
- Gagnon, D. J., & Mattingly, M. J. (2018). Curriculum innovation in competency-based education systems. Educational Researcher, 47(5), 287-295.
- Kemendikbudristek. (2022). Panduan Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
- Thomas, J. W. (2000). A review of research on project-based learning. Journal of Curriculum Studies, 32(2), 151-176.
0Comments