1. Metakognisi: merupakan istilah umum yang berarti “berpikir tentang berpikir” contoh penerapan strategi metakognisi ini sebagaoi berikut, setelah membaca sebuah cerita, misalnya “Kancil yang Cerdik”, guru dapat menolong siswa menganalisis pertanyaan untuk menentukan proses berpikir untuk menentukan jawaban. “mengapa kancil dalam cerita tersebut diberi julikan “Kancil yang Cerdik”? Tanyailah para siswa: “apakah jawabannya dinyatakan di dalam cerita”? (tidak tetapi kita dapat mengetahuinya dari tindakan-tindakan kancil dalam menghadapi setiap masalah).
Cooper, Werucke dan Shipman (1991 : 188) menyebutkan ada 4 strategi yang dapat diikuti para pembaca untuk memantau kemampuan mereka memahami bacaan, yaitu:
a. meringkas (ceritakan isi bacaan),
b. memperjelas (apabila artinya tidak jelas, baca kembali bagian yang membingungkan diskusikan bagian itu dengan seseorang, lihat kata-kata yang tidak anda ketahui dalam kamus),
c. bertanya (ajukan pertanyaan untuk mengecek pemahaman anak!) dan,
d. memprediksi (memperkirakan apa yang terjadi selanjutnya).
2. Membaca terarah: membaca terarah adalah strategi yang digunakan untuk membimbing para siswa dalam membaca bacaan dengan melalui 5 tahapan:
a. memberikan informasi yang melatarbelakangi siswa,
b. menentukan tujuan membaca,
c. membaca,
d. mendiskusikan bacaan dan,
e. mengembangkian keterampilan membaca unit-unit cerita yang terkait dan tahapan-tahapan tersebut perlu disiapkan.
pembahasannya hanya metakognis dengan membaca terarah saja? lalu bagaimana dengan pembahasan mengenai permodelan, pemetaan cerita, saling mengajar, dan bertanya?
ReplyDelete