Pendekatan dalam Pembelajaran



 
Ada beberapa pendekatan yang diajukan dalam materi ini dengan harapan dapat membantu guru dalam memecahkan berbagai macam masalah atau kendala yang dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar. Berikut ini adalah beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk membantu guru dalam proses belajar mengajar .
a)      Pendekatan Individu
Di suatu kelas ada sekelompok anak didik yang terdiri dari dua sampai lima orang dan mereka duduk dikursi masing-masing. Meraka belajar dengan gaya yang berbeda-beda. Prilaku mereka juga bermacam-macam. Cara mengemukakan pendapat, cara berpakaian, daya serap, tingkat kecerdasan, dan sebagainya selalu mempunyai variasi yang berbeda. Masing-masing anak didik memang mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda dari satu anak didik dengan anak didik lain.
Perbedaan individual anak didik tersebut memberikan wawasan kepada guru bahwa trategi pengajaran harus memperhatikan perbedaan anak didik pada aspek individual ini. Dengan kata lain, guru harus melakukan pendekatan individual dalam strategi belajar mengajarnya. Pada kasus-kasus tertentu yang timbul dalam kegiatan belajar mengajar, dapat diatasi dengan pendekatan individual. Misalnya untuk menghentikan anak didik yang suka bicara. Caranya dengan memisahkan atau memindahkan salah satu anak didik tersebut pada tempat yang terpisah denagan jarak yang cukup jauh. Anak didik yang suka bicara ditempatkan pada kelompok anak didik yang pendiam.
Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan pengajaran. Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini. Pemilihan metode pembelajaran tidak bisa begitu saja mengabaikan kegunaan pendekatan individual, sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya selalu saja melakukan pendekatan individual terhadap anak didik di kelas. Persoalan kesulitan belajar anak lebih mudah dipecahkan dengan menggunakan pendekatan individual.
b)     Pendekatan Kelompok
Dalam kegiatan belajar mengajar terkadang ada juga guru yang menggunakan pendekatan lain, yaitu pendekatan kelompok. Pendekatan ini perlu digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap social anak didik. Dengan pendekatan kelompok diharapkan dapat ditumbuh kembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial di dalam kelas.
Anak didik dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dalam kelompok akan menyadari bahwa dirinya mempunyai kelebihan dan kekurangan. Yang mempunyai kelebiahan dengan ikhlas mau membantu mereka yangb mempunyai kekurangan. Sebaliknya mereka yang mempunyai kekurangan dengan rela hati mau belajar dari mereka yang mempunyai kelebihan. Persaingan yang positif pun terjadi di dalam kelas dalam rangka untuk mencapai prestasi belajar yang optimal. Inilah yang diharapkan, yakni anak didik yang aktif, kreatif, dan mandiri.
Ketika guru ingin menggunakan pendekatan kelompok, maka guru harus sudah mempertimbangkan bahwa hal itu tidak bertentangan dengan tujuan, fasilitas pendukung, metode yang ingin dipakai sudah dikuasai, dan bahan yang akan diberikan kepada anak didik memang cocok didikati dengan menggunakan pendekatan kelompok.
Dalam pengelolaan kelas, terutama yang berhubungan dengan penempatan anak didik, pendekatan kelompok sangat diperluakan. Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis dijadikan sebagai pijakan dalam melakukan pendekatan kelompok.
Keakraban kelompok  dapat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu :
1.      Perasaan diterima atau disukai teman-teman
2.      Tarikan kelompok
3.      Teknik pengelompokan oleh guru
c)      Pendekatan Bervariasi
Ketika guru dihadapkan pada permasalahan anak didik yang bermasalah, maka guru akan berhadapan  dengan permasalahan anak dididk yang bervariasi. Setiap masalah yang dihadapi oleh anak didik tidak selalu sama, terkadang ada perbedaan.
Dalam mengajar, guru yang hanya menggunakan satu metode biasanya sukar menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam waktu yang relatif  lama. Bila terjadi perubahan suasana kelas, sulit menormalkannya kembali. Ini sebagai tanda adanya gangguan dalam proses belajar mengajar. Akibatnya, jalannya pelajaran kurang menjadi efektif. Efisiensi dan efektifitas pencapaian tujuan pun jadi terganggu, disebabkan anak didik kurang mampu berkonsentrasi.
Permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik biasanya bervariasi, maka pendekatan yang digunakannya pun akan lebih tepat dengan pendekatan bervariasi pula. Misalnya, anak didik yang tidak disiplin dan anak didik yang suka berbicara akan berbeda pemecahannya dan menghendaki pendekatan yang berbeda-beda pula. Demikian juga halnya terhadap anak didik yang membuat keributan. Guru tidak bisa menggunakan teknik pemecahan yang sama untuk memecahkan permasalahan yang lain. Perbedaan dalam  pemecahan kasus itulah dalam pembicaraan ini didekati dengan “pendekatan bervariasi”.
Pendekatan bervariasi bertolak dari konsep bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik dalam belajar bermacam-macam. Kasus  yang biasanya muncul dalam pengajaran dengan berbagai motif, sehingga diperlukan variasi teknik pemecahan untuk setiap kasus. Maka kiranya pendekatan bervariasi ini sebagai alat yang dapat digunakan guru untuk kepentingan pengajaran.
d)     Pendekatan Edukatif
Apa pun yang guru lakukan dalam pendidikan dan pengajaran dengan tujuan untuk mendidik, bukan karena motif-motif lain, seperti dendam, gengsi, ingin ditakuti, dan sebagainya. Anak didik yang telah melakukan kesalahan, yakni membuat keributan dikelas ketika guru sedang memberikan pengalajaran, misalnya tidak tepat memberikan sanksi hukuman dengan cara memukul badannya hingga luka atau cidera. Ini adalah tindakan sanksi hukum yang tidak bernilai pendidikan.
Setiap tindakan, sikap, dan perbuatan yang guru lakukan harus bernilai pendidikan, dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma moral, norma sosial, dan norma agama. Cukup banyak sikap dan perbuatan yang harus guru lakukan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada anak didik. Salah satu contohnya, ketika lonceng tanda masuk berbunyi, anak-anak jangan dibiyarkan masuk dulu, tetapi suruhlah mereka berdiri di depan kelas dan perintahkanlah ketua kelas untuk mengatur barisan. Disisi kelas guru berdiri sambil mengontrol bagaimana anak-anak berbaris di depan pintu masuk kelas. Semua anak dipersilakan masuk oleh ketua kelas. Mereka pun satu per satu menyalami guru dan mencium tangan guru sebelum masuk kelas.
Contoh diatas menggambarkan pendekatan edukatif yang telah dilakukan oleh guru dengan memerintahkan anak didik untuk berbaris sebelum masuk ke dalam kelas. Guru telah menanamkan tujuan untuk membina watak anak didik dengan pendidikan akhlak yang mulia. Guru telah membimbing anak didik, bagaimana cara memimpin teman-temannya, bagaimana cara menghargai orang lain dengan cara mematuhi semua perintahnya yang bernilai kebaikan.
Guru yang jarang bergaul dengan anak didik dan tidak mau tahu dengan masalah yang dirasakan dengan anak didik, membuat anak didik apatis dan tertutup atas apa yang dirasakannya. Sikap guru yang demikian kurang dibenarkan dalam pendidikan, karena menyebabkan anak didik menjadi orang yang introvert (tertutup).
Selain berbagai pendekatan yang disebutkan, ada lagi pendekatan-pendekatan lain. Berdasarkan kurikulum atau Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Pendidikan Agama Islam SLTP Tahun 1994 disebutkan lima macam pendekatan untuk pendidikan Agama Islam, yaitu pendekatan pengalaman, pendekatan pembiasaan, pendekatan emosional, pendekatan rasional, dan pendekatan fungsional. Kelima pendekatan tersebut dijelaskann sebagai berikut :
Ø  Pendekatan Pengalaman
          Untuk pendidikan agama islam, pendekatan pengalaman yaitu suatu pendekatan yang memberikan pengalaman keagamaan kepada siswa dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan. Dengan pendekatan ini siswa diberikan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman keagamaan baik secara individu maupun kelompok. Sebagai contoh, ketika bulan Ramadan tiba, semua kaum muslim diwajibkan untuk melaksanakan ibadah puasa, dan dilanjutkan dengan Tarawih, dan mendengarkan ceramah atau kultum. Kegiatan siswa ini tidak lain adalah untuk mendapatkan pengalaman keagamaan. Kegiatan ini untuk siswa-siswi tertentu biasanya ditugaskan oleh guru dan kemudian harus melaporkannya dalam bentuk laporanan tertulis yang sudah ditandatangani oleh penceramah.
Untuk pendekatan ini, maka metode mengajar yang perlu dipertimbangkan antara lain adalah metode pemberian tugas (resitasi) dan tanya jawab mengenai pengalaman keagamaan siswa.
Ø  Pendekatan Pembiasaan
          Pembiasaan adalah alat pendidikan. Bagi anak yang masih kecil, pembiasaan ini sangat penting. Karena dengan pembiasaan itulah akhirnya suatu aktivitas akan menjadi milik anak di kemudian hari. Pembiasaan yang baik akan membentuk suatu sosok manusia yang berkepribadian yang baik pula.
                 Sebaliknya, pembiasaan yang buruk akan membentuk suatu sosok manusia yang berkepribadian yang buruk pula.
          Menanamkan kebiasaan baik memang tidak mudah dan kadang-kadang makan waktu yang cukup lama. Tetapi sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik saja dan jangan sekali-kali mendidik anak berdusta, tidak disiplin, suka berkelahi, dan sebagainya. Tetapi tanamkanlah kebiasaan seperti ikhlas, melakukan puasa, gemar menolong orang yang kesulitan, suka membantu fakir miskin, gemar melakukan sholat lima waktu, aktif berpartisipasi dalam kegiatan yang baik-baik, dan sebagainya. Maka dari itu pengaruh lingkungan dari keluarga, sekolah dan masyarakat tidak bisa dianggap remeh dan berpengaruh sangat penting bagi anak.
Ø  Pendekatan Emosional
          Emosi adalah gejala kejiwaan yang ada di dalam diri seseorang. Emosi berhubungan dengan masalah perasaan. Seseorang yang mempunyai perasaan pasti dapat merasakan sesuatu, baik perasaan jasmaniah maupun perasaan rohaniah. Emosi atau perasaan adalah sesuatu yang peka. Emosi akan memberi tanggapan (respons) bila ada rangsangan (stimulus) dari luar diri seseorang.
          Emosi mempunyai peran yang sangat penting dalam membentuk kepribadian seseorang. Itulah sebabnya pendekatan emosional yang berdasarkan emosi atau perasaan dijadikan sebagai salah satu pendekatan dalam pendidikan dan pengajaran, terutama untuk pendidikan agama islam.
Ø  Pendekatan Rasional
Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh sang Maha Pencipta, yaitu Allah swt. Manusia adalah makhluk yang sempurna diciptakan. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya yang diciptakan oleh Tuhan.
Perbedaannya terletak pada akal, manusia mempunyai akal sedangkan makhluk lain seperti binatang dan tumbuhan tidak.
          Dengan kekuatan akalnya manusia dapat membedakan mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang buruk, mana kebenaran dan mana kedustaan dari sesuatu ajaran atau perbuatan. Di sekolah anak didik dididik dengan berbagai ilmu pengetahuan. Perkembangan berfikir anak dibimbing kearah yang lebih baik, sesuai dengan tingkat usia anak. Perkembangan berfikir anak mulai dari yang konkrit sampai yang abstrak. Usaha yang terpenting bagi guru adalah bagaimana memberikan peranan kepada akal (rasio) dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran agama, termasuk mencoba memahami hikmah dan fungsi ajaran agama.
          Karena keampuhan akal (rasio) itulah akhirnya dijadikan pendekatan yang disebut pendekatan rasional guna kepentingan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Untuk mendukung pemakaian pendekatan ini, maka metode mengajar yang perlu dipertimbangkan antara lain adalah metode ceramah, tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, latihan, dan pemberian tugas.
Ø  Pendekatan Fungsional
          Ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh anak disekolah bukanlah hanya sekedar pengisi otak, tetapi diharapkan berguna bagi kehidupan anak, baik sebagai individu maupun makhluk sosial. Anak dapat memanfaatkan ilmunya untuk kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangannya. Bahkan yang lebih penting adalah ilmu pengetahuan dapat membentuk kepribadian anak. Anak dapat merasakan manfaat dari ilmu yang didapat disekolah. Anak mendayagunakan nilai guna dari suatu ilmu sudah fungsional di dalam diri anak.
          Pendekatan fungsional yang diterapkan disekolah diharapkan dapat menjembatani harapan tersebut. Untuk memperlancar jalan kearah tersebut, tentu saja diperlukan penggunakan metode mengajar.
Dalam hal ini ada beberapa metode mengajar yang perlu dipertimbangkan, antara lain adalah metode latihan, pemberian tugas, ceramah, tanya jawab,  dan demonstrasi.
e)      Pendekatan Keagamaan
         Pendidikan dan pelajaran disekolah tidak hanya memberikan satu atau dua mata pelajaran saja, tetapi terdiri dari banyak mata pelajaran. Semua mata pelajaran itu pada umumnya dapat dibagi menjadi mata pelajaran umum dan mata pelajaran agama. Khusus untuk mata pelajaran umum, sangat berkepentingan dengan pendekatan agama. Hal ini dimaksudkan agar nilai budaya ilmu itu tidak sekuler, tetapi menyatu dengan nilai agama. Dengan menerapkan prinsip-prinsip mengajar seperti prinsip korelasi dan sosialisasi, guru dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran umum. Tentu saja guru harus menguasai ajaran-ajaran agama yang sesuai dengan mata pelajaran yang dipegang.
         Akhirnya, pendekatan agama dapat membantu guru untuk memperkecil kerdilnya jiwa agama di dalam diri siswa, yang pada akhirnya nilai-nilai agama tidak dicemooh untuk dilecehkan, tetapi diyakini, dipahami, dihayati, dan diamalkan selama hayat siswa dikandung badan.

f)       Pendekatan Kebermaknaan
Bahasa adalah alat untuk menyampaikan dan memahami gagasan pikiran, pendapat, dan perasaan, secara lisan maupun tulisan. Bahasa inggris adalah bahasa asing pertama di Indonesia yang dianggap penting untuk tujuan menyerap dan mengembangkan ilmu pengetahuan, tekhnologi, seni budaya, dan pembinaan hubungan dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
         Dalam rangka penguasaan bahasa inggris tidak bisa mengabaikan masalah pendekatan yang harus digunakan dalam proses belajar-mengajar. Kegunaan penguasaan bahasa inggris oleh siswa, salah satu sebabnya adalah kurang tepatnya pendekatan yang digunakan oleh guru selain faktor lain seperti faktor sejarah, fasilitas, dan lingkungan serta kompetensi guru itu sendiri. Salah satu alternatif ke arah pemecahan masalah tersebut diajukan pendekatan baru yaitu pendekatan kebermaknaan. Beberapa konsep penting yang menyadari pendekatan ini diuraikan sebagai berikut :
ü  Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui struktur (tata bahasa dan kosa kata).dengan demikian, struktur berperan sebagai alat pengungkapan makna (gagasan, pikiran, dan perasaan).
ü  Makna ditentukan oleh lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi yang merupakan konsep dasar dalam pendekatan kebermaknaan pengajaran bahasa yang natural, didukung oleh pemahaman lintas budaya.
ü  Makna dapat diwujudkan melalui kalimat yang berbeda, baik secara lisan maupun tertulis. Suatu kalimat dapat mempunyai makna yang berbeda tergantung pada situasi saat kalimat itu digunakan.
ü  Belajar bahasa asing adalah belajar berkomunikasi melalui bahasa tersebut, sebagai bahasa sasaran, baik secara lisan maupun tertulis. Belajar berkomunikasi ini perlu didukung oleh pembelajaran unsur-unsur bahasa sasaran.
ü  Motivasi belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan belajar. Kadar motivasi ini banyak ditentukan oleh kadar kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran memiliki sisiwa yang bersangkutan. Dengan, kata lain kebermaknaan, bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan belajar.
ü  Bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa jika berhubungan dengan pengalaman, minat, tata nilai, dan masa depannya. Karena itu, pengalaman siswa dalam lingkungan, minat, tata nilai, dan masa depannya harus dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan pengajaran dan pembelajaran untuk membuat pelajaran lebih bermakna bagi siswa.
ü  Dalam proses belajar-mengajar, siswa merupakan subjek utama, tidak hanya sebagai objek belaka. Karena itu ciri-ciri dan kebutuhan mereka harus dipertimbangkan dalam segala keputusan yang terkait dengan pelajaran.

No comments:

Post a Comment